Menanam Kedelai Berteknologi
Posted on 28. May, 2008 by maz in Bioteknologi, Teknopreneur
Sebetulnya penggunaan bioteknologi bukan hal baru di Indonesia, baik dalam penciptaan bibit unggul, pupuk, dan pemberantasan hama. Bahkan kini kita sudah memiliki Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (Balitbiogen) selain lembaga-lembaga sejenis yang dikembangkan oleh perguruan tinggi. Namun, dengan kekayaan varietas tanaman di Indonesia, tampaknya kita harus bergerak jauh lebih cepat dalam penguasaan bioteknologi ini.
Bioteknologi pertanian pun secara nyata telah memberikan keuntungan sangat besar bagi petani dan konsumen. Simak saja data-data yang pernah dirilis FAO tentang hal ini. Contohnya saja Kedelai RR hasil pengembangan Monsanto Corp. Yang telah memberikan keuntungan sebesar 421 juta dolar AS bagi Monsanto, 652 juta dolar AS bagi konsumen karena harga yang rendah, dan tentu juga keuntungan sebesar 300 juta dolar AS bagi para petani di AS yang menanam kedelai tersebut di tahun 2001.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan, penanaman Kapas Bt yang juga produksi Monsanto di Amerika Serikat telah memberikan keuntungan ekonomi per tahun rata-rata sebesar 200 juta dollar AS yang terdistribusikan bagi industri, petani, dan konsumen.
Memang sampai saat ini masih terus terjadi perdebatan tentang penggunaan Genetically Modified Organism (GMO) yang dikhawatirkan membawa dampak buruk. Namun, sampai saat ini saya belum menemukan satu bukti yang akurat tentang itu dan rasanya belum ada dampak negatif yang saya rasakan setelah bertahun-tahun memakan tempe dari kedelai transgenik.
Demi menjamin generasi mendatang masih dapat terus memperoleh bahan makanan, ilmuwan Indonesia harus bekerja lebih banyak memanfaatkan bioteknologi untuk pertanian.