Intuisi

Posted on 16. Apr, 2008 by in Teknopreneur, Umum

Ketika itu seorang pria sedang berendam santai di bak mandinya, tiba-tiba saja ia berteriak “Eureka!”. Rupanya sebuah ide baru saja melintas di pikirannya, justru pada saat ia tidak sedang secara serius memikirkannya. Pria tersebut adalah Archimedes dan ide tersebut selanjutnya kita kenal sebagai Hukum Archimedes, terbukti secara ilmiah mampu berperan penting dalam banyak aplikasi kehidupan.

Saya yakin seorang teknopreneur sering mengalami fenomena serupa dalam kesehariannya. Teknopreneur terbiasa mengambil keputusan dan langkah secara tepat dengan segera bahkan ketika belum dipikirkan berlama-lama. Ketika berhadapan dengan berbagai pilihan, biasanya sang teknopreneur secara cepat mengirimkan sinyal ke pikirannya dan secara cepat pula membuat pilihan. “Keputusan cepat lebih baik daripada keputusan tepat,” demikian seorang mentor bisnis saya pernah berpesan.

Apa yang dilakukan para teknopreneur dan yang dialami Archimedes tersebut mengandalkan intuisi. Semasa kuliah dulu, saya pernah berkesempatan menjadi ketua penyelenggara sebuah kegiatan nasional. Sampai satu minggu menjelang penyelenggaraan, jumlah sponsorship yang diperoleh masih jauh dari kebutuhan. Tibalah kami pada kondisi kritis dan nyaris semua panitia berpikir menunda acara tersebut. Namun, intuisi saya menyatakan bahwa kondisi akan segera berbalik positif buat kami. Beruntungnya kami, intuisi tersebut tepat dan beberapa hari berikutnya sponsor pun terus berdatangan.

Saya sendiri tidak secara jelas paham kenapa saya begitu yakin dengan keputusan tersebut. Yang jelas otak saya terus mengirimkan sinyal seperti itu. Ada beberapa orang yang menjadikan denyutan tangan, mata yang tiba-tiba berkedip, atau bahkan telinga yang berdengung sebagai tanda untuknya yakin dengan intuisinya. Pertanyaannya adalah, apakah betul-betul seabstrak itu penjelasannya? Atau lebih jauh lagi semacam kemampuan metafisik. Hmmm…

INTUISI MENJADI LOGIS

Beberapa referensi mendefnisikan intuisi sebagai pengetahuan tentang sesuatu tanpa memikirkan atau mempelajarinya. Beberapa orang juga mendeskripsikannya sebagai kemampuan membuat keputusan tepat tanpa melalui proses dan alur berpikir yang terstruktur.

Saya berkeyakinan bahwa intuisi adalah sebuah pengetahuan yang dapat dijelaskan secara logis, begitu pun hasil keputusannya dapat dipertanggungjawabkan secara logis. Karena saya beranggapan bahwa intuisi merupakan hasil ekstraksi seseorang terhadap sebuah masalah menggunakan pengetahuannya, pengalamannya, idealismenya, dan mungkin sedikit keberuntungannya.

Colin Powell pernah menyatakan keyakinannya pada intuisi, “gali informasi sebisamu, lalu gunakan intuisimu. Kita semua memiliki intuisi, semakin tua semakin kita mempercayainya. Saya menggunakan kecerdasan saya untuk memberi informasi ke intuisi saya. Kemudian saya gunakan intuisi saya untuk menguji semua data-data tersebut.”

Seorang pengajar di Stanford University, Michael Ray, PhD, yang memberikan pelatihan kreatifitas dalam bisnis bagi para eksekutif perusahaan-perusahaan multinasional, menyatakan bahwa kesuksesan dan kegagalan dari intuisi dalam bisnis memberikan hasil yang berbeda bagi setiap orang dan institusi, bergantung pada sejauh mana intuisi tersebut dikembangkan.

Terdapat lima catatan khusus Dr. Ray tentang intuisi, yaitu:

1. Intuisi harus dikembangkan.

2. Intuisi adalah kombinasi antara sebab-akibat, pengalaman, dan informasi.

3. Intuisi tidak dipengaruhi emosi.

4. Intuisi tidak memberikan pengaruh apapun tanpa tindak lanjut.

5. Intuisi harus dibarengin keyakinan akan ketepatan intuisi tersebut.

Proses kreatif dan pengambilan keputusan bagi seorang teknopreneur tidak pernah berhenti dan intuisi dapat menjadi salah satu komponen utama dalam proses tersebut. Selamat melatih intuisi Anda!

Tags: , ,